Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘dunia epistoholik’ Category

Foto awan merapi berbentuk kepala Petruk yang diambil oleh Suswanto warga desa Sudimoro pada Senin (25/10) dini hari membuat geger masyarakat Jogja dan sekitarnya.  Berdasar mitos yang beredar di masyarakat, kemunculan awan petruk ini merupakan pertanda akan datangnya letusan Gunung Merapi yang lebih besar.  Salah satu tayangan infotainment di salah satu televisi swasta bahkan merasa perlu untuk membahasnya secara tajam dari segi mistis dan metafisis. (lebih…)

Read Full Post »

Banyak orang berpendapat bahwa posisi bahasa Indonesia yang semakin terpinggirkan disebabkan oleh maraknya penggunaan bahasa asing (terutama bahasa Inggris) dan bahasa daerah (bahasa ibu) di dalam masyarakat.  Tapi, benarkah posisi bahasa Indonesia “terancam” oleh keberadaan bahasa lain di negeri ini?  Burukkah jika kita merasa lebih nyaman dengan bahasa asing atau bahasa ibu dalam berkomunikasi? (lebih…)

Read Full Post »

Bulan Oktober telah ditetapkan pemerintah sebagai Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia.  Namun gaung even tahunan ini tidak dirasakan oleh sebagian besar masyarakat.  Ironisnya lagi, kecuali Pusat Bahasa, institusi pendidikan pun tidak banyak yang turut serta berpartisipasi mensosialisasikan “hari jadi” bahasa Indonesia ini melalui berbagai kegiatan kebahasaan atau apresiasi sastra yang diperuntukkan bagi pelajar atau mahasiswa. (lebih…)

Read Full Post »

Secara tidak sengaja, melalui perantara Google, saya menemukan sebuah tulisan esai pak Bambang Haryanto pendiri Epistoholik Indonesia.  Tulisan beliau kali ini adalah hasil diskusi warga EI tentang “hiruk pikuk” dunia Surat Pembaca. (lebih…)

Read Full Post »



Kabar jatuhnya meteor di kota Cirebon belum lama ini “dibumbui” fenomena mistis dalam pemberitaannya.  Benda langit yang diduga meteorit itu dikabarkan sempat membentuk lafaz Allah saat jatuh dan meleleh di halaman Pabrik Gula Tersana Baru, Kecamatan Cirebon, Jawa Barat.  LAPAN sendiri sebenarnya masih ragu menyebut benda langit yang jatuh tersebut sebagai meteorit karena sisa-sisa zat yang ditemukan di lokasi jatuhnya benda tidak seperti biasanya.  Namun pemberitaan tentang fenomena mistis yang menyertai jatuhnya benda langit tersebut sudah terlanjur ramai dibicarakan masyarakat, terlebih lagi meteor tersebut jatuh saat bulan Ramadan. (lebih…)

Read Full Post »

10 hari.  Kali ini menunggu seminggu lebih untuk dimuat di kolom Surat Pembaca Harian Suara Merdeka.  Itu pun (lagi-lagi) tanpa pemberitahuan dari pihak redaksinya.  Tapi mungkin memang seperti itu seharusnya, sang pengirim tulisan yang proaktif mengecek koran setiap harinya.  Sayangnya, saya kurang rajin untuk kerjaan “cek dan ricek” seperti ini, hehe_ (lebih…)

Read Full Post »

Surat Pembaca ini ditulis ketika saya mulai merasa jengah dengan kondisi jalan Imam Bonjol di kota Semarang yang rusak parah.  Jalan aspal di perempatan sekitar Hotel Oesia itu sungguh memprihatinkan.  Setiap pagi saya harus melambatkan laju kendaraan dan meliuk-liukkan sepeda motor menghindari lubang-lubang di jalan aspal.  Belum lagi, kawasan ini seringkali terendam air rob, sehingga menyulitkan pengendara mobil dan motor yang melewatinya. (lebih…)

Read Full Post »

 

 

Bagi sebagian orang, surat pembaca memang dianggap tidak terlampau penting. Isi tulisannya yang tidak terlalu jauh dari kritik dan komplain kadang juga menjadi sebuah alasan kenapa rubrik surat pembaca tidak menjadi prioritas saat seseorang membaca sebuah media massa. Seseorang akan dengan begitu mudahnya melewati rubrik itu seakan isi di dalamnya tidak penting dan tidak komersial. Lalu, kenapa hampir semua media massa menyediakan rubrik surat pembaca dalam media massanya? (lebih…)

Read Full Post »

 

 

 

 

Epistoholik merupakan sebutan bagi orang-orang yang kecanduan menulis surat-surat pembaca. Epistoholik merupakan paduan kata dari kata “epistle”, yang berarti surat, dan “oholic” yang berarti kecanduan. Istilah epistoholik berawal dari majalah Time, 6 April 1992, untuk menjuluki Anthony Parakal (saat itu berusia 72 tahun) karena prestasinya yang hebat dalam menulis surat-surat pembaca di berbagai surat kabar. Warga Evershine Nagar, Mumbai, India itu menulis surat-surat pembaca sejak tahun 1955 dan telah menghasilkan lebih dari 5000 surat pembaca berbahasa Inggris. Selain masuk dalam majalah TIME, prestasi Parakal juga terukir dalam Limca Book of Record (sejak 1990) dan Guinness Book of World Records (1993, edisi India). (lebih…)

Read Full Post »